Psikolog

          

         Psikologi memegang peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat modern. Pada awal abad ke-20 sebagaian besar psikolog mengajar di universitas atau melakukan penelitian dasar. Kegiatan yang makin bervariasi dan makin bertambah dari psikolog sukar untuk diklarifikasi dalam kategori-kategori yang terpisah antara satu dengan lainnya. Banyaknya atau bervariasinya tugas atau peranan psikolog dapat dilihat dari adanya begitu banyak bagian atau seksi.
      Beberapa seksi seperti seksi Psikologi Umum, Psikologi Eksperimen, Psikologi Fisiologik dan Perbandingan, Psikologi Mengajar, sebagian besar anggotanya berasal dari kelompok tenaga pengajar. Yang lain seperti seksi-seksi Industri dan Organisasi, Konsumen, Klinis, Konseling, Konsultasi, Rehabilitasi dan Psikologi Masyarakat, dan seksi-seksi Psiko-terapi, Psikologi Sekolah, Psikologi pada Layanan Masyarakat, sebagian besar terdiri dari psikolog terapan. Seksi lain mencakup bidang-bidang minat yang menarik dari antara mereka yang mengajar atau mengadakan penelitian dasar dan bidang psikologi terapan.  
      Secara tradisional istilah psikologi terapan berhubungan erat dengan penerapan psikologi dalam dunia dagang dan industri. Para psikolog yang bergerak di bidang ini pada umumnya menaruh minat pada seleksi personnel ( tenaga kerja ) dan prosedur klarifikasi, bidang yang erat hubungannya dengan pembinaan ( training ), hubungan tenaga kerja dan masalah-masalah manajemen.
      Beberapa psikolog terapan menggunakan seluruh atau sebagian besar waktunya untuk layanan dan tidak untuk penelitian. Bagaimana mereka menggunakan metode ilmiah di waktu mereka sedang mengadakan psokoterapi dengan klien yang terganggu emosinya, meneliti anak yang menderita kelainan atau gangguan dalam belajar, mewawancarai seorang calon untuk kedudukan sebagai pimpinan, dan lain-lain.
       Baik dalam fungsi layanan maupun dalam penelitian, psikolog terapan sering pula merumuskan hipotesa dan mengujinya dengan data yang tepat. Dalam usaha menemukan sumber ketakutan yang neurotic, sebab-sebab kesukaran anak membaca, atau potensi kepemimpinan seorang pelamar kerja, psikolog menyusun serangkaina hipotesa sementara. Tiap hipotesa menyarankan fakta apa yang seterusnya perlu dicari untuk kemudian dipakai sabagai dasar untuk menerima atau menolak hipotesa. ( Ketua: Yulinda Kumara 09111051 ).
    Psikologi terapan pada dasarnya tidak berbeda dari psikologi yang lain. Dalam segi pembinaan dan orientasi setiap psikologi terapan pertama – tama adalah seorang psikolog dan baru kemudian ia seorang sepesialis terapan. Mereka semua mendapat tipe pembinaan akademik yang sama; spesialisasinya terutama dilakukan pada tingkat pembinaan pratikumnya dan dengan pengalaman – pengalaman di tempat kerja.  Psikolog klinis, psikolog konseling atau psikolog personnel misalnya, telah memperoleh pembinaan dalam psikologi eksperimen, dan psikologi eksperimen dalam penelitiannya menggunakan konsep – konsep atau hipotessa – hipotesa yang mungkin berasal dari bidang klinis atau pabrik ( factory ).  Kontribusi yang unik yang dapat diberikan psikolog dalam industry, pemerintahan, rumah sakit, klinik, sekolah dan situasi praktek lain pada prinsipnya berasal dari pendekatan penelitian terhadap masalah – masalah tingkah laku manusia. Jika psikolog pergi ke pekerjaan dalam konteks / situasi terapan, mereka tidak membawa suatu set peraturan atau faktor – faktor tertentu, melainkan metode untuk menghadapi masalah. Ini pada dasarnya merupakan metode ilmiah, yang berlaku umum untuk semua ilmu pengetahuan. Kepada psikolog terapan telah dilatihkan teknik – teknik untuk menggunakan metode dasar dalam meneliti tingkah laku manusia. ( Anjas 09111002 ).
      Tentu mereka akan menggunakan pengetahuan atau kebijaksanaan yang telah dimiliki dalam memilih prosedur atau langkah – langkah yang diperkirakan membawa hasil dan merumuskan hipotesa – hipotesa untuk dibuktikan. Pengenalannya tentang fakta – fakta dan prinsip – prinsip psikologi dan pengalaman dalam situasi praktis semacam yang telah dimiliki sebelumnya akan menolongnya dalam mengadakan seleksi atau dalam mengembangkan prosedur – prosedur yang efektif. Namun keefektifannya tak dapat hanya diasumsikan ( diyakini tanpa bukti ), keefektifannya harus selalu dibuktikan. (Budi Prasetyo 09111014).
      Yang merupakan ciri khas metode ilmiah ialah bahwa laporan yang lengkap tentang pengamatan harus dibuat segera mungkin, tanpa ditunda, jika mungkin dengan bantuan alat – alat. Jika pengamatan dilakukan tanpa bantuan alat, fakta pegangan psikolog tidak hanya didasarkan pada ingatan. Sebgai psikolog mereka akan menyadari bahwa perhatian dan ingatan manusia selektif. Kita akan cenderung memperhatikan dan mengingat hanya pengamatan yang mendukung harapan atau praduga kita dan melupakan fakta yang berkontradiksi ( bertentangan ). Atau mungkin kita mengingat kejadian yang paling dramatik, yang barangkali tidak lazim yang kurang mewakili, dan cenderung melupakan kasus – kasus yang umum atau yang lazim terjadi. (Iin Rismawati 09111021).
      Dalam profesi seorang psikolog terkadang harus dihadapkan dengan masalah yang cukup sulit untuk dihadapi. Salahsatu diantaranya adalah mengatasi gangguan stres pasca trauma. Gangguan stress pasca trauma merupakan gangguan mental pada seseorang yang muncul setelah mengalami suatu pengalaman traumatik dalam kehidupan atau suatu peristiwa yang mengacam keselamatan jiwanya. Sebagai contoh peristiwa perang, penyerangan yang melukai tubuh, penyiksaan atau penganiayaan dan peristiwa bencana alam. Orang yang mengalami sebagai saksi hidup kemungkinan akan mengalami gangguan stress. Kita juga dapat membantu anggota keluarga dan teman yang mengalami bencana dengan berbagi waktu bersama mereka dan mendengarkan cerita dengan seksama. Banyak dapat pulih dengan baik ketika merasa diterima dan dimengerti orang lain. Beberapa memilih untuk tidak banyak menceritakan pengalamannya, dan beberapa mungkin sebaliknya, mendiskusikannya sampai berulang kali. Membicarakan kejadian yang terjadi akibat bencana dapat sedikit membantu, bersamaan dengan hal itu, hanya dengan berbagi waktu bersaanya dapat membuatnya merasa dekat dan diterima, walau tanpa berkata-kata dapat merasa lebih baik. (SAFERI 09211015 ).
        Psikologi humanistik atau disebut juga dengan nama psikologi kemanusiaan adalah suatu pendekatan yang multifaset terhadap pengalaman dan tingkah laku manusia, yang memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia. Bagi sejumlah ahli psikologi humanistik ia adalah alternatif, sedangkan bagi sejumlah ahli psikologi humanistik yang lainnya merupakan pelengkap bagi penekanan tradisional behaviorisme dan psikoanalis. Psikologi humanistik juga memberikan sumbangannya bagi pendidikan alternatif yang dikenal dengan sebutan pendidikan humanistik (humanistic education). Pendidikan humanistic berusaha mengembangkan individu secara keseluruhan melalui pembelajaran nyata. Pengembangan aspek emosional, sosial, mental, dan keterampilan dalam berkarier menjadi fokus dalam model pendidikan humanistic. Aliran Psikologi Humanistik selalu mendorong peningkatan kualitas diri manusia melalui penghargaannya terhadap potensi-potensi positif yang ada pada setiap insan.  ( Irma Wijaya 09111006 )
       Latar belakang timbulnya psikologi sosial, banyak beberapa tokoh berpendapat, semisal, Gabriel Tarde mengatakan, pokok-pokok teori psikologi sosial berpangkal pada proses imitasi sebagai dasar dari pada interaksi sosial antar manusia. Dasar mempelajari psikologi sosial berdasarkan potensi –potensi manusia, dimana potensi ini mengalami proses perkembangan setelah individu itu hidup dalam lingkungan masyarakat. Potensi-potensi tersebut antara lain:
1. kemampuan menggunakan bahasa
2. adanya sikap etik
3. hidup dalam 3 dimensi (dulu, sekarang, akan datang ). ( Regina 09111020 )
        Dengan globalisasi yang sangat cepat, tekhnologi yang berkembang pesat begitu pula taraf ekonomi yang semakin tinggi. Sadar atau tidak sadar, siap atau tidak siap, insan di dunia ini harus dapat mengikuti "laju" perubahanan ini. Karena itulah banyak sekali penduduk di dunia terlebih di kota besar yang "menyimpan" tingkat stress yang sangat tinggi. Untuk itulah diperlukan bantuan profisional psikolog. Jaman dulu orang akan malu atau marah jika di anjurkan untuk berkonsultasi dengan psikolog, karena mereka menganggap psikolog hanya di kunjungi dengan orang yang mempunyai penyakit "gangguan syaraf" (baca gila). Tetapi jalan pikiran seperti itu sudah tidak sejalan lagi. Psikolog adalah sebuah profesi dimana personal yang menjalankan mempunyai empati yang sangat tinggi, tidak menghakimi, selalu sabar, dan dapat mengerti semua tindakan yang dilakukan oleh "pasien". Untuk itulah seorang psikolog harus mempunyai etika dan moral yang sangat tinggi. Mereka tidak boleh membicarakan "masa kelam" atau persoalan yang sering mengganggu kehidupan "pasiennya". Mereka harus menggali masa suram yang biasanya di kubur dalam-dalam di memori pasien, yang hal tersebut dapat mengakibatkan penyakit yang tiada obatnya. Biasanya masa suram itu harus di keluarkan dan di cari pemecahannya bukan di simpan. Hal itu yang menyebabkan seorang Psikolog harus mempunyai moral dan etika yang tinggi. Yang dapat menyimpan kerahasian problem pasien, tidak bolah ada penghakiman dan suka gosip kepada orang lain.(Aprillia Setiawan 09211003).
        Kepribadian menurut psikologi menurut teori dari George Kelly yang memandang bahwa kepribadian sebagai cara yang unik dari individu dalam mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya. Sementara Gordon Allport merumuskan kepribadian sebagai “sesuatu” yang terdapat dalam diri individu yang membimbing dan memberi arah kepada seluruh tingkah laku individu yang bersangkutan.  Lebih detail tentang definisi kepribadian menurut Allport yaitu kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pikiran individu secara khas.(Fatonah 09111016 ).
       Kepribadian itu memiliki banyak arti, bahkan saking banyaknya boleh dikatakan jumlah definisi dan arti dari kepribadian adalah sejumlah orang yang menafsirkannya. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan dalam penyusunan teori, penelitian dan pengukurannya. Sigmund Freud memandang kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem yaitu Id, Ego dan Superego. Dan tingkah laku, menurut Freud, tidak lain merupakan hasil dari konflik dan rekonsiliasi ketiga sistem kerpibadian tersebut. ( Febby Harniyansah 09111035 )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

martabak alim

Kamus Bacpaker

Programmer